Kamis, 12 November 2009

Menangani DBD pada Anak

Tangani dengan Tepat Demam Dengue Anak
Monday, 9 November 2009
Seringkali kita menjumpai para orang tua yang panik saat mengetahui anaknya menderita demam. Apalagi saat musim hujan mulai datang. Kekhawatiran terjangkit demam berdarah dengue (DBD) seperti sudah menjadi momok tersendiri.

Indonesia merupakan Negara tropis dengan angka kejadian dengue yang tinggi. Demam dengue menyebar dengan cepat dan dapat menyerang banyak orang dari beragam usia. Jutaan orang mengalami dengue setiap tahunnya dan sebagian besar memang menyerang anak-anak usia 4-14 tahun. Namun juga berpotensi terjangkit pada usia 15-45 tahun.

Dr. Alan R Tumbelaka SpA (K), consultant pediatrician FKUI mengatakan Demam Dengue terbagi dua yaitu Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD). Keduanya serupa tapi tak sama. Sama-sama memunculkan gejala yang sama seperti demam tinggi, nyeri kepala, kemerahan pada kulit dan sebagainya. Tetapi seperti namanya, DBD disertai dengan pendarahan atau perembesan plasma. Dimana cairan darah merembes keluar dari pembuluh darah sehingga mengakibatkan peningkatan hematokrit yang membuat darah mengental. Sedangkan DD, tidak disertai dengan perembesan tersebut.

Nah, sebagai orang tua anda tidak perlu terburu-buru menyimpulkan DBD ketika anak terserang demam. Faktanya, gejala DD muncul pada hari ke 4-7 setelah terinfeksi nyamuk Aedes Agypti yang biasanya menyerang pada siang dan sore hari. Jenis infeksi ini bisa muncul dengan atau tanpa gejala. Bila disertai dengan pendarahan fatal barulah disebut DBD, bisa juga muncul syok (sindrom syok dengue) atau tanpa syok.


Berikan Parasetamol
Meskipun saat ini belum ada pengobatan untuk demam dengue, namun penanganan dini dan tepat setidaknya dapat meredakan gejala dan mencegah kematian. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO merekomendasikan penggunaan parasetamol sebagai salah satu pilihan obat untuk meredakan demam pada kasus DD.Penggunaan obat ini relatif aman bagi lambung dan tidak memiliki efek menghambat pembekuan darah.

Selain itu, bila si kecil demam, sebisa mungkin buatlah agar panas tubuhnya menurun dengan mengompres dan memberi parsetamol. Apapun sebab demamnya, kondisi temperatur yang tinggi berbahaya dan bisa menimbulkan kejang demam. Biarkan anak beristirahat dan berikanlah asupan cairan sebanyak-banyaknya. Cairan bisa berupa apa saja, diantaranya oralit, jus buah, susu, sirup dan lain-lain. Transfusi darah juga dapat dilakukan jika terjadi pendarahan, tetapi berhati-hatilah dengan transfusi trombosit. Kadar trombosit yang terus menurun bukanlah indikasi mutlak untuk melakukan Transfusi trombosit.

Segeralah berobat ke dokter untuk menghindari terjadinya DBD.

Dikutip dari : perempuan.com

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa tulis KOMENTAR nya biar saya bisa membenahi diri, tulisan anda memberi arti bagi saya